Manajemen Bank Syari'ah

Dilatarbelakangi kesadaran bahwa bank Syari'ah sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, dikembangkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari'ah, maka lahirlah di awal dekade 90-an dengan Bank Muamallat Indonesia sebagai pionirnya. Dewasa ini industri keuangan syariah di Indonesia khususnya sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terlebih pasca keluarnya UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syari'ah. Meskipun market share perbankan syari'ah baru mencapai 5% secara nasional.

Menurut hasil kajian outlook 2017 Indonesia Islamic Banking oleh Karim Consulting, di tahun 2017 akan terjadi perubahan significant BUS (Bank Umum Syari'ah) dan UUS (Unit Usaha Syari'ah) berupa tambahan aset total sebesar RP.33-40 triliun yang dikosong oleh 6 faktor yakni seleseinya konsolidasi BUS terbesar yakni Bank Syariah Mandiri, Konversi BUK (Bank Umum Konvensional) ke Bus (Bank Umum Syari'ah) yakni bank NTB yang ditargetkan rampung akhir ini sehingga diproyeksikan akan memberikan tambahan aset bagi perbankan syari'ah sebesar Rp. 8 Triliun, ekspansi mikro, ekspansi mikro, ekspansi properti Ekspansi K2, K4, ekspansi modal kerja UMKM, Ekspansi multiguna.

Salah satu penyebab 5% market share bank syari'ah di Indonesia adalah kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan operasional bank syari'ah itu sendiri. Dengan adanya buku-buku yang terkait dengan masalah perbankan syari'ah, maka memberikan keluasan bagi masyarakat untuk mengakses informasi yang terkait dengan masalah perbankan syari'ah. Buku Manajemen Bank Syari'ah ini adalah buku yang menyajikan kajian terlengkap terkait dengan masalah manajemen perbankan syari'ah. Dengan membaca buku ini, maka pembaca akan mendapatkan sajian pengetahuan lengkap tentang seluk-beluk manajemen syari'ah.