Komunikasi membentuk sikap remaja :
Kasus penyimpangan sikap dan perilaku (kenakalan) remaja pada akhir-akhir ini, seperti keterlibatan mereka dalam kasus narkoba, tawuran, pemukulan terhadap guru, membegal, merampok, hingga memperkosa dan membunuh atau menjadi LGBT(Lesbian, Gay, Biseks, Transgender), serta hal-hal negatif lainnya, menunjukkan bahwa sebagian remaja tersebut telah terkontaminasi oleh perbuatan remaja lainnya serta lingkungan, maupun maraknya berbagai jenis media sosial yang dapat merusak pemikiran hingga perilaku mereka.

Orangtua dan keluarga, dalam hal ini tentunya harus menjadi benteng utama dalam mencegah perilaku buruk anak-anak mereka. Demikian juga, kondisi tersebut membutuhkan perhatian para guru, khusus pula dari Pemerintah. Hal tersebut dikarenakan para remaja adalah generasi penerus bangsa. Jadi, sebagaimana remaja atau anak yang dipelihara oleh negara yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka idealnya anggaran pemerintah perlu mengutamakan bidang pendidikan, agar masyarakat Indonesia yang pendidikannya relatif belum merata, dapat berkembang secara menyeluruh.

Buku yang saya tulis dengan judul "KOMUNIKASI INTERPERSONAL" MEMBENTUK SIKAP REMAJA" ini merupakan penjabaran dari penelitian yang berjudul " MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KELUARGA DENGAN PEMBENTUKAN SIKAP REMAJA DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR".

Buku ini direncanakan akan bersifat popular buat pembaca umum, terutama untuk berbagi pengetahuan kepada para orangtua tentang pertumbuhan anak-anaknya hingga remaja, ditilik dari psikis atau fisiknya dan pergaulan dilingkungan mereka. Dengan demikian, buku ini pun memberikan jawaban, mengapa sikap remaja menjadi berubah, khususnya setelah bergaul dengan kelompoknya yang nakal.

Oleh sebab itu, isi buku ini akan sangat berkaitan erat dengan hasil penelitian, karena saya menemukan solusi pengajaran, bagaimana seharusnya cara orangtua dalam mendidik anak remajanya melalui dua kekuata, yakni dengan komunikasi individualistik (otoriter) dan (demokrasi), yang dapat menjadikan mereka anak yang baik, cerdas, kritis dan mampu mandiri.